Di sebuah, hiduplah seorang pemuda cerdas nan kaya. Semangat hidupnya tak kenal lelah dan pantang menyerah karna dia mempunyai asa untuk menjadi orang kaya ,sukses dan terpandang. Setelah sekian lama,impiannya manjadi kenyataan. Kini dia menjadi orang terpandang, kaya, dan rumahnya megah walaupun ia masih lajang.
Pemuda tersebut pulang kampun untuk menjenguk ibunya yang tinggal sendirian di sebuah desa terpencil. Sementara bapaknya sudah meninggal ketika ia masih kecil. Pemuda tesebut berniat membawa ibunya untuk tinggal bersama di kota. Ibu pemuda tersebut menderita kebutaan sejak lama. Ibunya merasa senang. Dia senang bukan karena akan tinggal di rumah yang megah. Bukan pula karena ia akan mendapat fasilitas yang lengkap. Ia merasa senang karena anaknya telah mengerti bagaimana seharusnya seorang anak memperlakukan ibunya.
Hari demi hari ibu tinggal bersama anak nya dengan suka cita sampai suatu saat ia diantar kembali ke ke kampung halamannya sebab sang anak merasa malu atas komentar rekan kerjanya atas kondisi ibunya yang buta si ibu memaklumi hal tersebut ia tidak keberatan jika harus berpisah dengan si anak walau dengan berat hati. Ibu pun kembali ke kampung, melewati hari-hari bisu ,sunyi dah sepi hingga akhirnya jatuh sakit akhirnya si ibu meninggal dunia dengan menyedihkan. Meninggal dalam kesendirian. Jenazahnya diurusi oleh tetangga sementara si anak tidak tau kondisi ibunya. Setelah pemakaman selesai para tetangga menyampaikan kabar itu pada sang anak.
Sang anak pulang denga penuh kesedihan. Sedih karna menyia-nyiakan ibunya. Sedih karena ibunya meninggal karena ia tidak mendampinginya. Sedih ia tidak bisa melihat wajah ibunya. Nasi telah menjadi bubur penyesalan selalu datang terlambat. Ia kekuburan dan menangis tersedu-sedu. Memohon ampun kepada Allah untuk ibunya dan memohon ampun atas dirinya yang tidak tau diri.
Sebelum kembali kekota seorang tetangga memberikan surat dari ibunya kepada sang anak ia membaca dengan perlahan;
"Assalamualaikum anakku yang tercinta..
Ibu meminta kepada tetangga untuk menulis isi hati ibu. Ibu gembira ketika bisa tinggal bersamamu dikota.Ibu gembira bukan karena kemewahan dan rumah yang besar. Ibu gembira karena bisa hidup dengan buah hati ibu. Ibu selalu berdo'a semoga kebaikan mu dibalas oleh allah.
Anakku ,ada1 hal yang perlu kau tau walaupun ibu berat untuk menyampaikannya.
Anakku,ketika kamu lahir ternyata Allah metakdirkan kedua matamu buta. Ibu dan ayah sangat bersedih. Ibu sangat ingin kamu dapat melihat dunia agar dapat bersyukur. Karena hidup kita serba kekurangan sedikit demi sedikit ibu bekerja untuk mengumpulkan biaya operasi.Lalu ibu bawa kamu ke RS dengan biaya seadanya. Pihak rumah sakit biayanya belum cukup. Karena itu ibu merelakan kedua mata ibu saja yang diambil dan tidak usah mencari mata orang lain agar lebih murah.
Alhamdulillah nak oprasi berjalan lancar dan kamu dapat melihat. Ibu rela buta asal kamu bahagia".
Gemetarlah seluruh tubuh sang anak ia menangis, meronta dan menjerit, akhirnya tersungkur ke tanah. Menumpahkan seluruh air matanya dihadapa Allah..
Ibu,maafkanlah anak mu ini...
(Taken from :Amal insani magazine)
0 komentar:
Posting Komentar